Kamis, 05 Mei 2011

UTS KIE 2

PIO
1. Alur pendekatan sistematis dalam menjawab pertanyaan mengenai informasi obat













Alur pertanyaan :
Alur jawaban :
Informasi latar belakang pasien
a. Nama, umur, berat badan, jenis kelamin pasien
b. Sejarah penyakit pasien
c. Keadaan fungsi organ pasien (ginjal, hati, jantung dll)
d. Sejarah obat yg diminum
e. Sejarah alergi / efek samping yg pernah terjadi pd pasien

2. Jenis-jenis literature
• Literatur tersier : berupa buku teks atau data base,kajian artikel, compendia dan pedoman praktis. Umumnya berupa buku referensi yg berisi materi yg umum, lengkap, padat dan mudah dipahami.
Contoh :
• British National Formulary,
• Martindale’s The Extra Pharmacopeia
• Pediatric dosage handbook,
• American Hospital Formulaty Service (AHFS) drug information,
• Informatorium obat nasional Indonesia,
• Handbook on Injectable Drugs,
• Meyler’s Side Effects of Drug.
• Literatur sekunder : berupa sistem indeks yg umumnya bersi kumpulan abstrak dari berbagai macam atikel jurnal. Sumber informasi sekunder sangat membantu dalam proses pencarian informasi yg terdapat dlm sumber informasi primer
Contoh
 Current Contents : Clinical Practice (weekly)
 Inpharma (weekly)
 International Pharmaceutical Abstracts/IPA (monthly)
 Iowa Drug Information Service / IDIS (monthly)
 Medlar : indeks Medicus (monthly)
 Pharmline
• Literatur primer : artikel asli yg dipublikasikan penulis atau peneliti. Informasi yg terdapat didalamnya berupa hasil penelitian yg diterbitkan dlm jumlah ilmiah.
Contoh :
 Laporan hasil penelitian
 Laporan kasus
 Studi evaluatif
 Laporan deskriptif

3. Daftar literatur berdasarkan fungsinya
 Dosis obat untuk anak
• Pediatric dosage handbook
• Harriet Lane handbook
• Current Pediatric Diagnosis and Treatment
• American Hospital Formulaty Service (AHFS) drug information
• Martindale’s The Extra Pharmacopeia
• IONI
 Dosis obat untuk dewasa
• American Hospital Formulaty Service (AHFS) drug information
• Martindale’s The Extra Pharmacopeia
• Drug Facts and Comparisons
• IONI

 Interaksi obat dan manajemen
• American Hospital Formulaty Service (AHFS) drug information
• Drugs Interaction & Updates
• Iowa Drug Information Service / IDIS
• Drug Interaction Facts
• Evaluation of Drug Interactions
• Medline
 Identifikasi nama obat
• Martindale’s The Extra Pharmacopeia
• American Hospital Formulaty Service (AHFS) drug information
• Handbook of Nonprescription Drugs
• Merck Indeks
 Efek samping obat dan laporan MESO
 Iowa Drug Information Service / IDIS (monthly)
 IONI
 Martindale : The complete drug reference
 Meyler’s Side Effects of Drug
 American Hospital Formulaty Service (AHFS) drug information
 Textbook of Adverse Drug Reactions
 Stabilitas obat sediaan injeksi
 Martindale : The complete drug reference

PKRS
1. PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit) adalah upaya Rumah Sakit untuk meningkatkan kemmpuan pasien, klien, dan kelompok-kelompok msyarakat, agar pasien mandiri dalam mempercepat kesembuhan dn rehabilitasnya, klien dan kelompok masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah masalah-masalah kesehatan, dan mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat, melalui pembelajaran diri, oleh, untuk, dan bersama mereka, sesuai social budaya mereka, serta didukung kebijakan public yang berwawasan kesehatan.

2. Hubungannya dengan paradigma sehat: Pembangunan kesehatan berlandaskan paradigma sehat: Pembangunan kesehatan lebih mengutaakan upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit atau masalah kesehatan (preventif), tanpa mengenyamingkan upaya-upaya penanggulangan atau penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif).

3. Indikator keberhasilan PKRS:
 Input (masukan)
• Ada/tidaknya rencana uum direksi Rencana umum PKRS
• Ada/tidaknya komitmen seluruh jajaran Rencana operasional PKRS
• Ada/tidaknya coordinator PKRS
• Ada/tidaknya coordinator dan petugas-petugas lain dari PKRS yang sudah terlatih
• Ada/tidaknya sarana dan prasarana yang mendukung
• Ada/tidaknya dana yang mencukupi
 Proses
Proses pelasanaan PKRS baik untuk pasien, Klien, PKRS di luar gedung, dengan indikator:
• Sudah/belum dilaksanakan kegiatan dan frekuensinya
• Kondisi media komunikasi dengan digunakan (poster, leaflet, spanduk, neon box, dll)
 Output (keluaran)
• Apakah kegiatan PKRS sudah mencakup seluruh bagian di RS
• Berapa pasien yang sudah terlibat dalam kegiatan PKRS
 Dampak (outcome)
• Berubahnya pengetahuan, sikap, dan perilaku pasien/klien RS menilai diri pasien
• Terpeliharnya lingkungan di rumah sakit observasi
• Dimanfaatkanya dengan baik semua pelayanan yang disediakan RS pengolahan catatan/data pasien.
• Didapat melalui survey.
4. Peran Apoteker dalam penyuluhan di Rumah Sakit memberikan penyuluhan bagaimana cara penggunaan obat anti diabetes, penggunaan atibiotika dan swamedikasi / penggunaan obat tanpa resep dokter.

5. Metode /teknik penyuluhan di RS:
 Secara langsung:
• Tanya jawab
• Ceramah
• Demonstrasi
 Secara tidak langsung
Menggunakan media: kaset, video, slide, poster, booklet, selebaran
 Memberi contoh
 Kegiatan di luar area:
Missal: penyuluhan cara hidup sehat dari narkoba.

6. Mitra dalam PKRS: kita dapat melakukan mitra dalam PKRS dengan kelompok profesi, pemuka agama, lembaga swadaya masyarakat, media massa.
Yang harus diingat dalam melakukan kemitraan:
 Kesetaraan: kebersamaan dan kepentingan bersama
 Keterbukaan: kunjungan dari masing-masing pihak
 Saling meguntungkan

7. Materi penyuluhan:
 Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh sasara penyuluhan.
 Pesan jangan terlalu panjang/banyak, agar tidak mebingungkan sasaran
 Usahakan mengemukakan secara bertahap /berangsur-sngsur denganurutan yang sisematik dan mudah diingat
 Sesuaikan dengan pendidikan, tingkat ekonomi, agama, adat istiadat sasaran
 Ada kemungkinan bahw sasaran memerlukan isi penyuluhan labih dari satu masalah kesehatan oleh sebab tu sebaiknya isi penyuluhan dipadukan.

8. Hal yang harus diperhatikan dalam penyuluhan:
 Komunikasi
 Bhan yang disajikan menarik
 Menguasai bahan.


KOMUNIKASI
1. Effective Questioning (bertanya secara efektif), ada 6 cara bertanya yang efektif yaitu :
a. Very open
Pertanyaan yang jawabannya sangat luas
Contoh : Apa yang ibu rasakan/problem apa? (untuk pasien yang baru datang)
b. Open
Pertanyaan yang terbuka dan membutuhkan jawaban yang panjang lebar
Contoh : Ibu sudah minum obat jantung ini selama sebulan, apa yang ibu harapkan?
c. Moderately open
Pertanyaan yang jawabannya memerlukan banyak pilihan dan masih cukup terbuka
Contoh : Ibu setelah minum obat generik, apa yang ibu rasakan?
d. Moderately closed
Pertanyaan yang jawabannya belum pasti dan masih banyak pilihan (pilihan dari beberapa pilihan)
Contoh : punya pengalaman lain sebelum terkena penyakit ini dan penyebabnya apa?
e. Highly closed
Pertanyaan yang jawabannya hanya ada 2 pilihan (ya/tidak)
Contoh : pernah minum obat ini sebelumnya?
f. Totaly closed
Pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban, berupa instruksi/pengarhn secara halus/basa basi
Contoh : pada pengumuman jadwal jaga di RS seorang suster mendapatkan jadwal jaga shift malam, pada saat ang bersamaan seorang dokter bertanya pada suster tersebut: “kamu mendapatkan jadwal jaga shift malam ya?”. Semestinya pertanyaan tersebut tidak harus dijawab karena tugas tersebut telah pasti dan dijadwalkan, dan disisi lain dokter tersebut mungkin hanya basa basi menanyakan hal tersebut.

2. Tipe komunikasi
a. Komunikasi dengan diri sendiri (Interpersonal Communication)
Contoh : Komunikasi yang dilakukan secara pribadi misalnya berlatih berkomunikasi di depan cermin.; menyusun strategi/mempersiapkan diri untuk berkomunikasi dengan orang lain.
b. Komunikasi antar pribadi (Intrapersonal Communication)
Komunikasi yang dilakukan dengan satu atau beberapa orang
Contoh : komunikasi melalui telpon, surat menyurat, sms. ;konseling
c. Komunikasi publik (Public Communication)
Komunikasi yang dilakukan dengan golongan masyarakat tertentu
Contoh : berpidato, berkampanye.
d. Komunikasi massa (Mass Communication)
Komunikasi yang dilakukan dengan masyarakat luas melalui media massa misalnya radio, TV, surat kabar.

3. Hambatan dalam komunikasi:
a. Gangguan teknis (mengenai peralatan yang digunakan)
Contoh : Mic rusak, jaringan telepon jelek sehingga komunikasi tidak jelas.
b. Gangguan semantik (penggunaan bahasa)
Penggunaan istilah yang tidak sesuai dengan orang yang diajak komunikasi
Contoh : Analgetik dipakai untuk berkomunikasi dengan sesama profesi kesehatan sedangkan dengan masyarakat awam menggunakan kata anti nyeri
c. Gangguan Psikologi (Berbicara yang dapat menyinggung)
Contoh : merasa minder dengan dokter sehingga untuk berkomunikasi dengan dokter menjadi terhambat.
d. Gangguan fisik/oragnik (keadaan fisik pasien)
Contoh : Berbicara dengan pasien yang sedang sakit kemungkinan pasien menjadi kurang dengar atau cepat lupa.
e. Rintangan status (status kedudukan)
Contoh : Antara atasan dengan bawahan
f. Rintangan kerangka perpikir (tingkat pendidikan)
Contoh : Pola berpikir antara orang kota dengan orang desa
g. Rintangan budaya (adat istiadat daerah setempat)
Contoh : Berbahasa yang halus dengan orang jawa

4. Supaya tercipta Open Area:
 Menguasai materi
 Menggunakan semantic yang tepat
 Membuat menggunakan media, missal leafet
 Sender harus mempelajari dan menguasai substansi

5. Komponen – komponen dalam suatu komunikasi
• Komunikator
• Informasi
• Pesan
• Media
• Komunikan
PUSAT KERACUNAN
1. Pertanyaan yang ditanyakan farmasis di pusat keracunan:
 Nama Produk
 Jenis kontak dengan produk
 Jarak waktu terakhir seja kontak
 Umur dan berat badan pasien
 Perkiraan jumlah produk yang terminum
 Tanda-tanda/gejala yang nyata
 Perawatan yang diberikan
 Rasa skit yang ada atu pengobatan sekarang

2. Perbedaan Pusat Keracunan dengan Pelayanan Informasi Obat:
 Pusat keracunan menerima lebih banyak telepon dari konsumen
 Jawaban biasanya diperlukan lebh cepat pada pusat keracunan
 Beberapa pusat keracunan bekerja 24 jam/hari
 Pusat keracunan seringkali dipimpin oleh no farmasis, tetapi oleh spesialis Informasi keracunan, contoh dokter spesialis toksikologi.

3. Keuntungan dan kerugian bila Pusat Keracunan dan Pelayanan Informasi Obat digabung:
 Keuntungan:
a. Mengurangi seluruh biaya operasional dengan bersama-sama menanggung pegawai, sumber keuangan.
b. Memperbaiki akses Pegawai Pusat Keracunan dalam mencari literatr dan keahlian analisa farmasi informais obat
 Kerugian:
a. Sulit tercapai keahlian maksimal dalam kedua disiplin ilmu
b. Mengganggu proyek informasi obat karena telepon informasi keracunan lebih bersifat emergency.

LAIN-LAIN


a. Location = dimana letak sakitnya
b. Intensity = seberapa kuat sakitnya (misal 1-5)
c. Nature = bawaan dari pasien
d. Duration = berapa lama sakitnya (jam)
e. Occurrence = pencetus timbulnya suatu penyakit
f. Concomittance = Sakit penyerta lainnya
g. Aggravating = yang membuat sangat sakit (misal pada saat kerja, duduk, atau berdiri)
h. Radiating = sakitnya sudah diperluas belum
i. Relieving = yang membuat rasa sakit berkurang (misal pada saat tidur)
j. Frequency = seberapa sering sakitnya (dalam sehari)

Tidak ada komentar: