Kamis, 05 Mei 2011

KIE UAS

KOMUNIKASI
1. Tipe komunikasi
a. Komunikasi dengan diri sendiri (Interpersonal Communication)
Contoh : Komunikasi yang dilakukan secara pribadi misalnya berlatih berkomunikasi di depan cermin.; menyusun strategi/mempersiapkan diri untuk berkomunikasi dengan orang lain.
b. Komunikasi antar pribadi (Intrapersonal Communication)
Komunikasi yang dilakukan dengan satu atau beberapa orang
Contoh : komunikasi melalui telpon, surat menyurat, sms. ;konseling
c. Komunikasi publik (Public Communication)
Komunikasi yang dilakukan dengan golongan masyarakat tertentu. Contoh : berpidato, berkampanye.
d. Komunikasi massa (Mass Communication)
Komunikasi yang dilakukan dengan masyarakat luas melalui media massa misalnya radio, TV, surat kabar.

2. Hambatan dalam komunikasi:
a. Gangguan teknis (mengenai peralatan yang digunakan)
Contoh : Mic rusak, jaringan telepon jelek sehingga komunikasi tidak jelas.
b. Gangguan semantik (penggunaan bahasa)
Penggunaan istilah yang tidak sesuai dengan orang yang diajak komunikasi
Contoh : Analgetik dipakai untuk berkomunikasi dengan sesama profesi kesehatan sedangkan dengan masyarakat awam menggunakan kata anti nyeri
c. Gangguan Psikologi (Berbicara yang dapat menyinggung)
Contoh : merasa minder dengan dokter sehingga untuk berkomunikasi dengan dokter menjadi terhambat.
d. Gangguan fisik/oragnik (keadaan fisik pasien)
Contoh : Berbicara dengan pasien yang sedang sakit kemungkinan pasien menjadi kurang dengar atau cepat lupa.
e. Rintangan status (status kedudukan).
Contoh : Antara atasan dengan bawahan
f. Rintangan kerangka perpikir (tingkat pendidikan).
Contoh : Pola berpikir antara orang kota dengan orang desa
g. Rintangan budaya (adat istiadat daerah setempat).
Contoh : Berbahasa yang halus dengan orang jawa

3. Supaya tercipta Open Area:
 Menguasai materi
 Menggunakan semantic yang tepat
 Membuat menggunakan media, missal leafet
 Sender harus mempelajari dan menguasai substansi

4. Komponen – komponen dalam suatu komunikasi/proses komunikasi
• Komunikator
• Informasi
• Pesan
• Media
• Komunikan

TEKNIK KOMUNIKASI
Langkah-langkah dalam melaksanakan interpersonal communication:
1. Effective Questioning (bertanya secara efektif), ada 6 cara bertanya yang efektif yaitu :
a. Very open
Pertanyaan yang jawabannya sangat luas
Contoh : Apa yang ibu rasakan/problem apa? (untuk pasien yang baru datang)
b. Open
Pertanyaan yang terbuka dan membutuhkan jawaban yang panjang lebar
Contoh : Ibu sudah minum obat jantung ini selama sebulan, apa yang ibu harapkan?
c. Moderately open
Pertanyaan yang jawabannya memerlukan banyak pilihan dan masih cukup terbuka
Contoh : Ibu setelah minum obat generik, apa yang ibu rasakan?
d. Moderately closed
Pertanyaan yang jawabannya belum pasti dan masih banyak pilihan (pilihan dari beberapa pilihan)
Contoh : punya pengalaman lain sebelum terkena penyakit ini dan penyebabnya apa?
e. Highly closed
Pertanyaan yang jawabannya hanya ada 2 pilihan (ya/tidak)
Contoh : pernah minum obat ini sebelumnya?
f. Totaly closed
Pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban, berupa instruksi/pengarhn secara halus/basa basi
Contoh : pada pengumuman jadwal jaga di RS seorang suster mendapatkan jadwal jaga shift malam, pada saat ang bersamaan seorang dokter bertanya pada suster tersebut: “kamu mendapatkan jadwal jaga shift malam ya?”. Semestinya pertanyaan tersebut tidak harus dijawab karena tugas tersebut telah pasti dan dijadwalkan, dan disisi lain dokter tersebut mungkin hanya basa basi menanyakan hal tersebut.

2. Taking Ownership/pilihan kata-kata:
a. Owning
Kata-kata yang menguasai pembicaraan, tentang perasaan tanggung jawab (menunjukkan perasaan/sikap) atau tanggung jawab diskusi diambil oleh si pengirim pesan/konsultan (missal: apoteker).
Contoh: Saya lagi marah
b. Blaming
Menyalahkan lawan bicara kita atau menjatuhkan tanggung jawab kepada orang lain (menunjukkan kondisi sikap orang lain)
Contoh: Kamu sih yang buat saya marah.
c. Denial
Menyangkal kesalahan orang lain (menyanggah/tidak mengakui) atau menghindari/tidak mau bertanggung jawab.
Contoh: saya tidak marah kok.

3. Being spesifik/wujud khas/berterus terang dengan memilih kata-kata yang tepat, Terdiri dari 3 unsur:
- Who: Siapa
- What: Apa
- Where: Tempat/kondisi

4. Assertiveness / tegas/ terus terang (tidak menimbulkan konflik), komponennya CLEAR:
C : Clearly (jelas) = secara jelas mendeskripsikan situasi yang kita lihat
L : Listen (mengerti/memahami) = Harus mendengarkan orang lain berbicara
E : Explain = Menjelaskan secara spesifik apa yang diamati dan rasakan kepada orang lain
A : Assert = Pendapat kita (terus terang tetapi tidak blak-blakan)
R : Result = Menyatakkan kesimpulan hasil yang kita inginkan.

5. Conflict Management
Harus menentukan prioritas dalam dalam menyelesaikan suatu masalah dan hati-hati dalam menentukan penyelesaian masalah.
- Apa yang menjadi prioritas
- Bisa tahu kapan debat atau tidak
- Tidak dispensif

6. Listening and emphatic conseling
Kita harus mendengarkan secara empatik
Empatik: suatu sikap yang membuat orang lain empatik pada kita.
Contoh macam-macam sikap:
- Judgement response : Tanggapan yang tidak merespon sama sekali dengan problem yang ada
- Advice giving response: hanya sekedar basa-basi
- Quizzing response : Memberikan saran yang bukan sekedar basa basi (lebih berfikir)
- Placating response : Hampir sama dengan denial (menerangkan dengan memindahkan masalah)
- Emphatic response : Rasa empatik yang tinggi, mencoba menempatkan diri kita dengan problem tersebut.


KONSELING
1. Tujuan konseling obat : untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah pasien yg berkaitan dg pengambilan serta penggunaan obat.

2. Yang harus diberitahukan kepada pasien yang mendapat obat seperti di bawah ini pada waktu konseling obat:
a. R/ Captopril no.XX
S.2 dd I
b. R/ Furosemid tab no. X
S.1 dd I
c. R/ Digoksin tab no. V
S.1 dd I ss
d. R/ Metformin no. XXX
S.3 dd I
e. R/ OBH no.I
S.3 dd C I
f. R/ ISDN no.XXX
S.3 dd I
g. R/ Rifampicin 450 mg no.X
S.3 dd I
Jawab:
a. Captopril
 Obat diminum 1 jam sebelum makan, aturan pakai 2 kali sehari 1 tablet yaitu pagi jam 07.00 1 tablet dan sore jam 05.00 1 tablet
 Jangan berhenti minum obat ini secara tiba-tiba, kecuali atas petunjuk dokter.
 Jangan sampai obat ini habis benar baru kembali ke dokter, kira-kira obatnya tinggal untuk 1 hari lagi harus kembali ke dokter.
b. Furosemid
 Air kencing akan keluar lebih banyak dan sering, ini membantu mengeluarkan air dari tubuh serta menurunkan tekanan darah.
 Obat diminum 1 kali sehari, sebaiknya diminum pada pagi hari
 Minumlah obat ini pada waktu yang sama setiap harinya, jika mungkin janganlah minum sewaktu mau tidur karena tidur anda akan terganggu untuk buang air kecil.
 Minumlah obat ini dengan makanan atau segelas susu
 Makanlah buah atau makanan lain untuk menghindari / menggant kehilangan kalium yang banyak terbuang bersama air kencing.
 Jika timbul nyeri otot, mual, pusing, radang pada pangkal tenggorokan, ruam kulit, nyeri pada persendian, segeralah ke dokter.
 Bila ingin berhenti minum obat ini konsultasi pada dokter.
 Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
c. Digoksin
 Obat diminum selang 1 hari, misalnya minum tanggal 1 , diminum lagi tanggal 3.
 Jangan berhenti minum obat ini secara tiba-tiba, kecuali atas petunjuk dokter.
 Obat ini dipergunakan di bawah pengawasan ketat oleh dokter / petugas kesehatan yang ditunjuk oleh dokter.
 Obat diminum 1 jam sebelum makan
 Dapat menyebabkan kantuk.
d. Metformin
 Aturan pakai 3 kali sehari 1 tablet artinya obat diminum 3 kali dalam sehari yaitu pagi, siang, dan malam, masing-masing 1 tablet.
 Obat diminum secara teratur seperti yang dianjurkan oleh dokter.
 Jangan menambah dosis atau memperpanjang pemakaian obat tanpa sepengetahuan dokter.
 Obat diminum bersama makanan atau segelas susu.
 Selama menggunakan obat ini dilarang minum minuman yang mengandung alcohol (minuman keras).
 Segeralah ke dokter bila timbul rasa seperti logam pada lidah, mual, diare / kehilangan nafsu makan.
e. OBH
 Obat dapat menyebabkan kantuk
 Diminum 3 kali sehari 1 sendok makan pada waktu pagi, siang, malam.
 Kocok dahulu sebelum diminum.
f. ISDN
 Makanlah obat ini sesuai dengan petunjuk dokter dan dalam keadaaan parut kosong, lebih baik 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan
 Obat ini digunakan dengan cara menaruhnya di bawah lidah dan dihisap sampai habis.
 Bila lupa minum obat, makanlah obat ini secepatnya, kecuali bila jadwal pemakaian yang akan datang kurang dari 2 jam, lupa dan kembali ke jadwal semula.
 Aturan pakai obat ini adalah 3 kali sehari 1 tablet, diminum sebelum makan yyaitu pagi 1 tablet jam 6.00 siang 1 tablet. Jam 2 dan malam 1 tablet jam 10.00 (selang 8 jam).
 Tidak boleh berhenti minum obat ini secara tiba-tiba kecuali atas petunjuk dokter.
 Saat pertama kali minum obat pada malam hari karena dapat menyebabkan kantuk.
 Hindari minum alcohol dan hindari berdiri di terik matahari untuk jangka waktu yang lama
 Hubungi dokter dengan segera bila timbul gejala : mulut kering, sakit kepala, bibir berwarna biru, kaku, bernafas pendek, dan lain-lain.
g. Rifampicin
 Obat ini diminum 3 kali sehari 1 tablet artinya obat diminum 3 kali dalam sehari dengan selang waktu 8 jam masing-masing 1 tablet
 Obat ini diminum 1 jam sebelum makan
 Obat ini dapat menyebabkan kantuk
 Obat ini dapat mengurangi efektifitas pil kontrasepsi
 Warna urin anda akan jadi merah
3. Tahapan/Langkah-langkah konseling obat:
a.) Pengenalan
Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dari konseling
b.) Penilaian
Tujuan : Untuk menilai kepahaman tentang obat yang diberikan (jika perlu hubungan dengan penyakit yang diderita)
Teknik : - Prime Questions (masalah utama) biasanya untuk pasien yang baru pertama kali konseling
-Show and tell (perlihatkan dan terangkan) biasanya untuk pasien yang sudah kedua atau ketiga kalinya konseling.
c.) Pelaksanaan
Tujuan : Untuk merangsang, mengubah sikap dari pasien agar mengerti dan mengikuti regimen terapetik
Gunakan kemahiran komunikasi lisan dan bukan lisan secara teknik show and tell. Dalam show and tell ini, sebaiknya kita memperlihatkan obatnya dalam mengidentifikasikan DRP. Selain itu, catat apa yang perlu atau data-data yang penting agar dapat dilihat pada konseling berikutnya (contoh: tekanan darah).
d.) Pengujian (verifikasi)
Tujuan : untuk memastikan pasien memahami, mengerti apa yng sudah kita terangkan.
Fillin the gips, betulkan/ tambahkan jika ada yang terlupa, jawablah jika ada pertanyaan dari pasien.
e.) Kesimpulan & penutup
Tawarkan bantuan jika ada masalah.

4. Teknik “Close ended question” tidak tepat dipakai pada konseling obat sebab jawaban yang diberikan terbatas pada ya atau tidak sehingga sulit untuk mengetahui masalah pasien yang menyangkut obat. (DRP = Drug Related Problem).

5. Kriteria pemilihan pasien yang harus diberikan konseling obat:
 Mengalami tiga atau lebih penyakit
 Mempunyai lima atau lebih R/ obat dalam resep
 Obat dengan perhatian khusus (contoh : warfarin, antikanker)
 Mendapat Obat dg indeks terapi sempit (contoh: digoksin)
 Obat yang memerlukan teknik administrasi khusus (contoh: inhaler, insulin)
 Pasien geriatric, pedriatik, selesai dirawat dengan regimen, terapetik yang rutin dan mengelirukan.

6. Perbedaan teknik show and tell dengan prime questions dalam melakukan konseling obat:
 Show and tell : teknik komunikasi dimana kita menggunakan untuk pasien yang sudah pernah mendapatkan obat yg sama tujuan kita dapat mendeteksi masalah ketidaktaatan atau adanya efek samping obat tersebut.
Contoh: masalah apa yang anda alami selama anda minum obat ini sambil menunjukkan obat tersebut kepada pasien, apa kegunaan anda minum obat ini
 Prime question : digunakan untuk pasien yang baru pertama kali mendapat resep obat, dengan teknik prime questions kita dapat mengetahui masalah utamanya juga agar informasi yang kita sampaikan tidak bertentangan dengan dokter.
Contoh: Apa yang dokter katakana mengenai kegunaan obat ini, apa yg dokter katakana ttg penggunaan obat ini?

DAFTAR LABEL
1. Contoh nama obat (nama generik) untuk masing-masing obat berikut ini:
a. Obat yg diminum 1 jam sebelum makan/2 jam sesudah makan
Contoh: Aminophyllin, Captopril, ISDN, Nifedipine, Loratadine
b. Antibiotika yang harus diminum 1 jam sebelum makan/2 jam sesudah makan
Ex:Ampicillin,Doxycyclin,Rifampicin,Tetracyclin,Azitromisin,Erythromycin
c. Obat yang harus diminum ½ jam sebelum makan
Contoh: Domperidon, Omeprazole, Metoklopramid, Gemfibrozil, Glibenclamide
d. Obat yang harus diminum segera setelah makan
Ex:Griseofulvin,AsamMefenamat,Prednison,Thiamin,Allopurinol,Carbamazepin
e. Obat yang dapat mengurangi efektivitas pil kontrasepsi
Ampicillin, Carbamazepine, Doxycyclin, Griseofulvin,Rifampicin,Tetracyclin
f. Tidak boleh merokok selama minum obat ini, karena merokok akan mengurangi efektivitas obat.
Contoh: Diazepam, Glibenklamid, Ranitidin, Cimetidin,alprazolam,ISDN

EVALUASI LITERATUR
1. Evidence Base Medicines : cara pendekatan untuk mengambil keputusan dalam penatalaksanaan pasien (dan atau penyelenggara pelayanan kesehatan) secara eksplisit dan sistematis berdasarkan bukti penelitian terakhir yang sahih (valid) dan bermanfaat dalam upaya memenuhi harapan pasien.

2. Komponen EBM
1) Studi epidemiologi
2) Meta analisa
3) Uji klinis ( clinical trial )
4) Analisis biaya dan efektivitas (cost effectiveness analysis )
5) Analisa pengambilan keputusan ( decision analysis )

3. Langkah-langkah EBM :
 Formulasi pertanyaan/masalah
 Penelusuran literatur sesuai masalah yg dihadapi
 Penelaahan bukti-bukti ilmiah yg ada (critical appraisal)
 Penerapan hasil penelaahan bukti-bukti ilmiah ke dalam praktek pengambilan keputusan
 Evaluasi hasil penerapan dari segi efikasi dan efektivitas

4. Tujuan utama EBM : untuk membantu proses pengambilan keputusan klinik baik untuk kepentingan promotif, preventif, diagnosis, kuratif, maupun rehabilitatif berdasarkan pada bukti ilmiah terkini yang terpercaya, valid & reliable, karena itu perlu dilakukan telaah kritis (Critisal Appraisal) untuk mengatahui apakah bukti-bukti yang ada betul-betul bisa dipercaya, valid, dan reliable

5. Meta analisa adalah metode analisa dg menggabungkan berbagai hasil studi agar diperoleh suatu single estimate.
Hasil dari berbagai studi dg outcome yang sama oleh berbagai peneliti dari berbagai center.

6. Level of evidence
1) Meta analisa
2) Uji klinik ( Randomized Controlled Trial / RCT )
3) Uji klinik dengan pembanding / kontrol tetapi tanpa Randomisasi
4) Penelitian Quasi Eksperimental
5) Penelitian desain Kohort, Kasus-Kontrol
6) Studi komparatif, Studi korelasi, Studi kasus
7) Laporan Komite Ahli / Opini / Pengalaman Klinik dari Ahli yang diakui

7. Penyebab level of evidence tinggi
 Acak random
 Adanya kontrol/pembanding
 Dilakukan blinding (tersamar)

8. Subjek penelitian dibagi 2
 Kelompok perlakuan
 Kelompok kontrol

9. Acak random : prosedur dalam uji klinik obat yg membagi subjek penelitian jadi 2 bagian sebagai kel perlakuan dank kel kontrol yg dilakukan secara random

10. Telaah kritis : suatu proses untuk mereviuw suatu tulisan/artikel hasil penelitian untuk melihat apakah bukti-bukti yg disajikan valid dan bermanfaat dalam membantu proses pengambilan keputusan

11. Telaah kritis (Critical appraisal/evaluasi literatur) harus dilakukan karena:
 Perkembangan literatur yang pesat
 Variasi dan kualitas penelitian
 Hasil penelitian yang didapat kadang kala bias.

12. Hubungan telaah kritis dg EBM adalah evaluasiliteratur/telaah kritis meupakan salah satu langkah dari EBM setelah penelusuran literatur
13. Abstrak adalah uraian singkat tentang suatu penelitian yang memuat tentang tujuan penelitian, desain, setting, populasi, sampel, dan cara pengambilan sampel, intervensi/ metode penelitian, metode analisis data, hasil, dan kesimpulan.

14. Kegunaan abstrak: Untuk mengetahui isi penelitian secara ringkas

15. Persyaratan abstrak:
• Harus informatif (memberikan informasi dari tempat, kriteria sampel, metode, dan hasil)
• Harus mencakup komponen IMRAD:
 I : Introduction (Pendahuluan)
 Sebaiknya tidak terlalu panjang, terdiri dari 2 paragraf dan kurang dari 1 halaman
 Paragraf pertama menggunakan alasan dilakukan penelitian
 Paragraf kedua berisi tujuan penelitian atau hipotesa (jika ada)
 Penelitian deskriptif tidak ada hipotesa. Sedangkan penelitian analitik ada hipotesa.
 M : Methods (metodologi) (menentukan penelitian dapat dipercaya atau tidak)
Menyebutkan tentang desain (mengeahui tingkat kepercayaan), tempat (kaitannya dg subjek untuk penelitian), dan waktu penelitian (ke uptodate data)
 R : Result (hasil analisis data)
 Ada tabel karakteristik pasien (untuk melihat kesetaraan kedua subjek)
 Jumlah akhir subjek yang diteliti disebutkan (drop loss to follow up)
 Penulisan tabel secara benar (tidak pake garis/los)
 Tabel dan ilustrasi/grafik informatif. (dalam tabel tidak boleh digaris bawah).
 Semua outcome harus disebutkan
 Hasil uji statistik harus disebutkan.
 D : Discussion (diskusi)
 Semua hasil yang didapat dibahas
 Keterbatasan penelitian harus disebutkan
 Terjadi penyimpangan protokol harus disebutkan
 Diskusi/kesimpulan menjawab pertanyaan penelitian
 Efek samping yang terjadi harus disebutkan (krn penelitian ini merupakan PMS)
 Disebutkan penelitian yang sahih (bermakna)
 Disebutkan generalisasi hasil penelitian (sampel yg dipilih dapat mewakili populasi)
 Disertakan saran penalitian selanjutnya
• Penulisan abstrak satu paragraf atau terstruktur (cara penulisan abstrak dimana dapat segera diketahui pendahuluan, metode, hasil, kesimpulan)
• Kurang dari 250 kata (tergantung literature)

16. Pengertian :
 Uji hipotesa : prosedur statistika untuk menunjukkan kesahihan suatu hipotesa
 Estimasi : hasil uji dari berbagai studi dengan out comes yang sama oleh berbagai penelitian dari berbagai contoh
 NNT : jumlah pasien yang harus diobati untuk memperoleh tambahan hasil yang baik atau menghindari suatu kegagalan

17. Penelitian ttg keingitahuan obat sama baiknya disebut penelitian negatif

18. Jika hasil statistic dan klinik berbeda diliht dari hasil klinik untuk membuat kesimpulan

19. Macam-macam desain uji klinik:
a. Uji klinik paralel
Yaitu uji klinik dengan 2 kelompok. Terhadap subjek yang memenuhi kriteria penelitian dilakukan randomisasi. Kelompok perlakuan diberikan obat yang diteliti, sedangkan kelompok kontrol diberi obat standar. Efek pengobatan dibandingkan.
b. Uji klinik menyilang (Cross over)
Yaitu subjek yang terpilih dilakukan randomisasi. Kelompok A diberikan obat yang akan diteliti dan kelompok B menjadi kontrol. Setelah waktu yang ditentukan, perlakuan diberhentikan selama beberapa waktu (periode wash out), kemudian dilakukan silang : kelompok A menjadi kelompok kontrol (B) dan kelompok B menjadi kelompok kontrol.

18. Pengertian dari:
a. Bias publikasi : tidak memihak pada satu perusahaan
b. Kriteria inklusi : karakteristik umum yang harus dipenuhi oleh subjek agar dapat ikut dalam penelitian.
c. Kriteria eksklusi : karakteristik atau faktor yang menyebabkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi menjadi tidak dapat ikut dalam penelitian.
d. Alokasi random : suatu proses dalam klinik yang membagi subyek penelitian menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yang dilakukan secara random/acak.
e. Blinding/tersamar dalam suatu penelitian : prosedur yang memungkinkan peneliti, subyek atau ahli statistik tidak mengetahui jenis obat yang diberikan. (tujuannya untuk menghindari sugesti)
f. Ethical clearance : persetujuan bahwa penelitian dapat dilakukan, dikeluarkan oleh komite etis rumah sakit.
g. Reabilitas/keandalan dalam pengukuran : dalam proses pengukuran berarti hasil pengukuran sama atau hampir sama apabila dilakukan berulang kali.
h. Single blind : prosedur yang menunjukkan subjek (pasien) tidak mengetahui jenis obat yang diberikan
i. Double blind : prosedur yang menunjukkan peneliti dan subjek tidak mengetahui jenis obat yang diberikan.
j. Triple blind : prosedur yang menunjukkan peneliti, subjek dan ahli statistik tidak mengetahui jenis obat yang diberikan
k. Validitas/kesahihan dalam pengukuran : berapa benar suatu alat ukur mengukur apa yang sebenarnya harus diukur
l. Informed consent : pernyataan persetujuan subjek untuk ikut serta dalam penelitian setelah diterangkan maksud, tujuan, cara, keuntungan, dan kemungkinan kerugian bila subjek ikut dalam penelitian.
m. Penyimpangan mayor : penyimpangan dalam penelitian yang pengaruhnya besar terhadap hasil penelitian, contoh: salah diagnosa, pasien tidak patuh pada pengobatan, pasien menggunakan obat lain yang menyebabkan kemungkinan interaksi.
n. Penyimpangan minor : penyimpangan yang kecil pengaruhnya terhadap penelitian, contoh : variasi dalam prosedur pengumpulan data, pasien tidak patuh pada faktor non obat seperti tidur, diet.
o. VIA dalam EBM :
- Validity : apakah studi yang dilakukan valid/sahih?. Validity meliputi: desain, sampel, jumlah sampel, kriteria inklusi, metode sampling, metode randomisasi, intervensi, pengukuran, analisa, dan lain-lain.
- Importance : apakah hasil dari suatu penelitian penting?. Importance meliputi : karakteristik subjek, drop out, analisa nilai P, Ci (Convidence interval).
- Applicability : apakah hasilnya dapat diterapkan ke pasien?. Applicability meliputi : pada diskusi + karakteristik pasien dan setting lokasi.
p. Wash out period : waktu dimana kedua kelompok dalam penelitian (kelompok perlakuan dan kelompok kontrol) dipuasakan/berhenti diberi obat selama waktu tertentu agar efek obat yang sebelumnya betul-betul sudah hilang sebelum perlakuan ditukar.
q. Periode wash out : waktu yg diberikan pd subjek setelah penelitian obat pertama hingga efek obat pertama habis tereliminasi semua
r. Penelitian analitik : penelitian yg ada hipotesanya
s. Penelitian intervensi : penelitian dimana subjek dikenakan perlakuan
t. Penelitian deskriptif : penelitian yang tidak ada hipotesanya
u. Penelitian observasi : penelitian dg melakukan pengamatan

19. Perbedaan Artikel Uji Klinik Obat dan Uji Klinik Obat:
- Artikel Uji Klinik Obat : tulisan/jurnal yang memuat tentang uji klinik suatu obat.
- Uji Klinik Obat : serangkaian uji yang dilakukan untuk mengetahui khasiat, keamanan dan mutu suatu obat.

SWAMEDIKASI
1. Swamedikasi adalah suatu perawatan sendiri oleh masyarakat terhadap penyakit yg umum diderita, dg menggunakan obat-obatan yg dijual bebas dipasaran atau obat keras yg bisa didapat tanpa resep dokter dan diserahkan oleh apoteker di apotek

2. Tujuan pengbatan sendiri
 Melatih pasien untuk mengatur regimen obat resepnya secara mandiri
 Untuk meningkatkan kepatuhan pasien dengan regimen obat setelah pulang
 Untuk meningkatkan komunikasi antara pasien dan tim kesehatan
 Untuk menjamin pasien mengetahui ttg obat resep dan obat non resepnya

3. Pedoman pendekatan sistematika terhadap pasien

a. Location = dimana letak sakitnya
b. Intensity = seberapa kuat sakitnya (misal 1-5)
c. Nature = bawaan dari pasien
d. Duration = berapa lama sakitnya (jam)
e. Occurrence = pencetus timbulnya suatu penyakit
f. Concomittance = Sakit penyerta lainnya
g. Aggravating = yang membuat sangat sakit (misal pada saat kerja, duduk, atau berdiri)
h. Radiating = sakitnya sudah diperluas belum
i. Relieving = yang membuat rasa sakit berkurang (misal pada saat tidur)
j. Frequency = seberapa sering sakitnya (dalam sehari)

4. Obat yg dapat digunakan pada swamedikasi
 Obat bebas (B)
 Obat bebas terbatas (W)
 Obat DOWA

5. Contoh obat yang termasuk dalam DOWA (Daftar Obat Wajib Apotek) :
 Antibiotik yang digunakan topikal (Tetrasiklin)
 Obat saluran cerna : Papaverin, metoklpramide, bisakodil supp
 Mebendazol (antiparasit)
 Ibuproven
 Piroksikam
 Ketokonazol
 Deksametason
 Obat saluran nafas : Aminofilin, salbutamol, aminofillin supp, bromhexin
 Analgetika antipiretika : metampiron, asam mefenamat, metampiron+diazepam
 Obat mulut dan tenggorokan : Hexitidin
 Obat kontrasepsi : Linesterol

6. Obat bebas terbatas
 P1 : awas obat keras, baca aturan pakai
 P2: awas obat keras, hanya untuk kumur, jangan ditelan
 P3: awas obat keras, hanya untuk bagian luar badan
 P4: awas obat keras, hanya untuk dibakar
 P5: awas obat keras, tidak boleh ditelan
 P6: awas obat keras,obat wasir jangan ditelan

Lain-lain
1. Jenis-jenis literatur
 Literatur tersier : berupa buku teks atau data base,kajian artikel, compendia dan pedoman praktis. Umumnya berupa buku referensi yg berisi materi yg umum, lengkap, padat dan mudah dipahami.
Contoh :
• British National Formulary,
• Martindale’s The Extra Pharmacopeia
• Pediatric dosage handbook,
• American Hospital Formulaty Service (AHFS) drug information,
• Informatorium obat nasional Indonesia,
• Handbook on Injectable Drugs,
• Meyler’s Side Effects of Drug.
 Literatur sekunder : berupa sistem indeks yg umumnya bersi kumpulan abstrak dari berbagai macam atikel jurnal. Sumber informasi sekunder sangat membantu dalam proses pencarian informasi yg terdapat dlm sumber informasi primer
Contoh
 Current Contents : Clinical Practice (weekly)
 Inpharma (weekly)
 International Pharmaceutical Abstracts/IPA (monthly)
 Iowa Drug Information Service / IDIS (monthly)
 Medlar : indeks Medicus (monthly)
 Pharmline
 Literatur primer : artikel asli yg dipublikasikan penulis atau peneliti. Informasi yg terdapat didalamnya berupa hasil penelitian yg diterbitkan dlm jumlah ilmiah.
Contoh :
 Laporan hasil penelitian
 Laporan kasus
 Studi evaluatif
 Laporan deskriptif

2. Masing-masing 3 nama buku (selain MIMS, ISO, dan DOI) yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan:
 Dosis obat untuk anak
 Pediatric dosage handbook
 Harriet Lane handbook
 Current Pediatric Diagnosis and Treatment
 American Hospital Formulaty Service (AHFS) drug information
 Martindale’s The Extra Pharmacopeia
 IONI
 Dosis obat untuk dewasa
• American Hospital Formulaty Service (AHFS) drug information
• Martindale’s The Extra Pharmacopeia
• Drug Facts and Comparisons
• IONI
 Interaksi obat dan manajemen
 American Hospital Formulaty Service (AHFS) drug information
• Drugs Interaction & Updates
• Iowa Drug Information Service / IDIS
• Drug Interaction Facts
• Evaluation of Drug Interactions
• Medline
 Identifikasi nama obat
• Martindale’s The Extra Pharmacopeia
• American Hospital Formulaty Service (AHFS) drug information
• Handbook of Nonprescription Drugs
• Merck Indeks
 Efek samping obat dan laporan MESO
 Iowa Drug Information Service / IDIS (monthly)
 IONI
 Martindale : The complete drug reference
 Meyler’s Side Effects of Drug
 American Hospital Formulaty Service (AHFS) drug information
 Textbook of Adverse Drug Reactions
 Stabilitas obat sediaan injeksi
 Martindale : The complete drug reference


 .

Tidak ada komentar: