Kamis, 05 Mei 2011

UAS TERAPI

Jawaban Soal UAS FARMAKOTERAPI
URINARY TRACT INFECTIONS (UTI)
1. Bedakan batasan UTI complicated dengan yang Uncomplicated dan berikan contoh pengobatan untuk status masing2.
Jawab:
 UTI Uncomplicated adalah infeksi dimana tidak ada kelainan struktural / neurologik pada saluran kemih yang menganggu aliran normal dari urin dalam mekanisme/ sistem pengeluaran urin.
Terapi Eradikatif untuk Uncomplicated UTI:
a. Sefalosporin: Cefaclor, Cefadroxil, Cephalexin, Cepharadine.
b. Penisilin: Amoksisilin, Amoksisilin-Klavulanat, Ampisilin, Bakampisilin, Siklasilin.
c. Sulfonamid: Sulfacytine, Sulfamethizole, Sulfamethoxazole, Sulfisoxazole.
d. Tetrasiklin: Tetrasiklin, Doksisiklin, Minoksiklin.
e. Miscellanous: Cinoxacin, Asam Nalidiksat, Nitrofurantoin, Trimetoprim, Trimetoprim-Sulfametaksazol.
 UTI Complicated adalah hasil dari ketidaknormalan / penyimpangan saluran kemih, karena adanya batu, penggunaan kateter yang lama, pembesaran kelenjar prostat, kekurangan neurologik / infeksi dari saluran normal pasien dengan penyakit dasar / yang diperoleh dari RS.
Terapi Eradikatif untuk Complicated UTI:
a. Aminoglikosida: Gentamisin, Tobramisin, Amikasin.
Spektrum: Gram Negatif, termasuk Pseudomonas aeruginosa.
b. Antifungi: Ampoterisin B (Candida), Flucylosine (Candida, Cryptococcus), Fluconazole (Candida, Cryptococcus).
c. Sefalosporin: Sefazolin, Sefiksim, Sefotaksim, Seftizoksim.
d. Penisilin: Ampisilin (E. coli, Proteus), Karbenisilin-Indanil Sodium (Gram negatif, Pseudomonas), Meklosilin, Piperasilin.

2. Sebutkan beberapa bakteri gram positif dan negatif yang dapat menyebabkan terjadinya UTI.
Jawab:
Bakteri Gram Negatif: Escherichia coli, Proteus mirabilis, Klebsiella aerogenes, Pseudomonas aeruginosa, Coliform lainnya.
Bakteri Gram Positif: Enterococci, Staphylococci, lainnya.




GASTROINTESTINAL INFECTIONS (GI)
1. Sebutkan beberapa bakteri yang lazim sebagai penyebab GTI. Dan jelaskan 3 sifat utama kebanyakan bakteri yang dapat menimbulkan GTI.
Jawab:
 Bakteri penyebab GTI
Virus: Rotavirus & Norwalk virus.
Bakteri: Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Vibrio & E. coli.
Parasit: Giardia lamblia, Entamoeba histolytica & Cryptosporidium.
 3 sifat utama:
o Kemampuan memproduksi enterotoksin
o Kemampuan untuk menempel pada mukosa & menyebabkan peradangan
o Kemampuan untuk menyerang secara lengkap mukosa intestinal / usus

2. Apa yang saudara ketahui tentang terapi Rehidrasi, Terapi pendukung & Antimikroba yang dapat diberikan untuk GTI.
Jawab:
a. Terapi cairan & elektrolit
Pengobatan utama untuk semua tipe infeksi diare adalah penggantian cairan & elektrolit. Ada 2 tujuan utama dalam menangani pasien yang kehilangan cairan pada GE, yaitu
 Rehidrasi: penggantian cairan yang hilang merupakan pengobatan agresif dalam menangani dehidrasi
 Terapi pemeliharaan: penggantian terus menerus dari cairan & elektrolit setelah pasien menderita dehidrasi.
Cairan dapat diberikan melalui rute oral / IV, tergantung keparahan dari cairan yang hilang & kemampuan pasien untuk mempertahankan pengambilan oral. Jika pengambilan pasien ≤ output, terapi IV direkomendasikan. Volume dari cairan yang diberikan tergantung ukuran tubuh dari individu, kehilangan kotoran, derajat dehidrasi / adanya demam. Pasien dengan dehidrasi berat bisa membutuhkan 10-20 ml/kg bolus gram normal.
Cairan harus mengandung karbohidrat sebagai energi tambahan untuk mengobati hipoglikemia.
Cairan IV dari KCl 20-40 mEq/l harus mengandung serum Kalium adequate setelah kekurangan dapat diatasi.
Cairan mengandung ½ sendok teh garam & 8 sendok teh gula dalam 1 liter air.
4 sendok teh gula, ¾ sendok teh garam & 1 sendok teh Na2CO3 dalam segelas orange jus pada 1 liter air. Cairan ini berisi Na2CO3 & mungkin lebih baik untuk pasien hipokalemia.



b. Terapi pendukung
Penggunaan obat antidiare dalam pengobatan infeksi GTI GE tergantung pada sebagian produk, agen yang menginfeksi & umur dari pasien. Antidiare seperti tinctur opium, Loperamid & Diphenil atropin dianggap aman & dapat mengurangi frekuensi BAB pada beberapa tipe dari infeksi self-limiting GE yang akut pada orang dewasa & anak2, akan tetapi obat yang memperlambat motilitas GI dapat meningkatkan durasi & keparahan penyakit sebab terjadi peningkatan waktu kontak bakteri dengan mukosa khususnya jika patogenesis dari infeksi adalah penyerangan mukosa.

c. Terapi antimikroba
Tidak ada obat antimikroba yang efektif untuk viral GE. Penggunaan AB untuk mengobati bakterial GE tergantung pada organisme penyebab infeksi, keparahan & kekronikan pada proses infeksi serta efektivitas dari AB dalam mengurangi keparahan / keadaan pembawa dari penyakit karena kebanyakan infeksi GE pada pasien ambulatory adalah sel berat / telah menyebar, sehingga dengan keadaan lemah.

CENTRAL NERVOUS SYSTEM INFECTIONS (CNSI)
1. Bedakan antara Meningitis dengan Enchepalitis.
Jawab:
Meningitis umum didefinisikan sebagai peradangan pada membran otak / spinal cord. Sedangkan Encephalitis adalah peradangan pada jaringan otak.

2. Cara membedakan diagnosis antara infeksi Bakterial dengan infeksi Fungal serta dengan infeksi Viral dalam kasus Meningitis.
Jawab:
Tampilan White blood cell (106/liter(mm-3)) Tipe Protein Rasio glukosa CSF/Serum
Bakterial Keruh >500 Polymorphonuclear Meningkat 50%
Fungal Jernih 10-500 Mononuklear termasuk limfosit dan / atau monosit Meningkat Bervariasi
Viral Jernih 10-500 Mononuklear termasuk limfosit dan / atau monosit Normal / meningkat 50%
CT-scan & MRI adalah diagnostik untuk mendeteksi pembengkakan otak.







3. Prinsip utama yang harus diperhatikan dalam seleksi terapi Meningitis. Berikan contoh obat2 pilihannya.
Jawab:
a. Pencapaian & pemeliharaan konsentrasi obat AB yang cukup dalam CSF / cairan ekstraselular otak.
b. Aktivitas mikrobiologi AB saat dalam CNS
c. Penurunan / merubah respon peradangan dalam CNS
d. Secara efektif menangani komplikasi yang dihasilkan dari infeksi.

Obat2 pilihan:
Usia Obat
Neonatal (hingga 2bulan) 1. Ampisilin / Penisilin + Aminoglikosida
2. Sefotaksim; Seftriakson; Seftisoksim; Sefuroksim; Vankomisin; Nafsilin
Bayi & Anak (2 bulan – 10 tahun) Ampisilin & Kloramfenikol / Sefotaksim; Seftriakson; Sefuroksim; Penisilin
Remaja & Dewasa (>10 tahun) Penisilin / Ampisilin / Sefotaksim; Seftriakson; Seftazidim
Adanya trauma / pembedahan 1. Penisilin + Nafsilin + Aminoglikosida
2. Sefotaksim; Seftriakson; Seftazidim; Vankomisin (alergi Penisilin)

VIRAL DESEASE Non HIV dan HIV
1. Berikan contoh obat2 antiviral pilihan untuk:
a. Herpes simplex: Acyclovir
b. Hepatitis kronik: Interferon α-2b
c. Infeksi Cytomegalovirus: Ganciclovir / Foscarnet
d. Infeksi Varicella zoster: Acyclovir, untuk yang resisten Acyclovir gunakan Foscarnet

2. Jelaskan mekanisme kerja farmakodinamik & ES yang lazim timbul pada pemberian Interferon Alpha.
Jawab:
Interferon manusia adalah senyawa alami yang muncul dengan komplek antiviral, menstimulir pembentukan daya tahan tubuh & kerja antineoplastik. Mempunyai 3 kelas, yaitu Alfa, Beta & Gamma. 3 bentuk Interferon alfa, yaitu alfa-2a (Roferon-A), alfa-2b (Intron A) & alfa-n3 (Alferon N).
Mekanisme dari kerja Antiviral:
Interferon alfa mempunyai efek ganda dalam siklus replikasi virus. Setelah berikatan dengan membran sel inang, obat memblok:
- Masuknya virus kedalam sel
- Sintesis dari RNA virus pesan & protein virus
- Perkumpulan & pelepasan virus



Farmakokinetik:
Tidak diabsorpsi secara oral, tapi pemberian secara parenteral (IM & SM). Tingkat plasma obat 4-8 jam. Inaktivasi muncul secaracepat pada cairan tubuh & jaringan.
Efek samping:
Menyebabkan sindrom seperti flu dengan ciri2:
- Demam
- Fatigue
- Mialgia
- Sakit kepala
- Menggigil
Gejala dapat diminimal dengan terapi yang berkelanjutan.
Beberapa gejala (demam, sakit kepala, mialgia) dapat dikurangi dengan Asetaminofen. Beberapa ES lain: anoreksia, kehilangan berat badan, diare, sakit perut, dizziness & batuk. Pemberian lama / dosis tinggi dapat menyebabkan menekan sumsum tulang; neurotoksik termasuk fatigue & depresi; rambut rontok; kegagalan fungsi tiroid & mungkin kardiotoksisitas.

3. Jelaskan persamaan & perbedaan antara HIV Infection dengan AIDS.
Jawab:
HIV (Human immunodeficiency virus) adalah mikroba yang AIDS. HI V menyebabakan defisiensi imun dengan membunuh limfosit CD4 T (sel CD4 T) yang dibutuhkan untuk respon imun. Hasil dari defisiensi imun, pasien mempunyai resiko infeksi & neoplasma.
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah suatu sindrom pada individual yang positif HIV serta:
- Jumlah sel CD4 T dibawah 200 sel/µl, atau
- Mempunyai penyakit yang menyertai, yaitu Pneumocystis carinii pneumonia, Cytomegalovirus retinitis, Disseminated histoplasmolisis, TBC & Kaposi’s sarcoma.

4. Jelaskan tentang klasifikasi obat Antiretroviral & berikan regimen pilihan untuk Multidrug therapy awal untuk infeksi HIV.
Jawab:
Klasifikasi Obat Antiretrovirus:
a. Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NRTI)
 Didanosin = Videx
 Lamivudin = Epivir
 Stavudin = Zerit
 Zalcitabine = Hivid
 Zidovudin = Retrovir
b. Non-nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (Non-NRTI)
 Delavirdin = Rescriptor
 Nevirapin = Viramune
c. Protease Inhibitors
 Indinavir = Crixivan
 Nelfinavir = Viracept
 Ritonavir = Norvir
 Saquinavir = Invirase

Pilihan untuk Multidrug therapy awal untuk infeksi HIV:
a. Regimen pilihan: 1 PI + 2 NRTI
Ke-3 obat tsb harus mengandung 1 PI & 2 NRTI sehingga memberikan manfaat klinik & mereduksi plasma HIV RNA dibawah batas aman pada sebagian besar pasien yang diterapi dengan obat ini.
Protease Inhibitors Kombinasi NRTI
Indinavir Zidovudin + Didanosin
Nelfinavir Zidovudin + Zalcitabin
Ritonavir Zidovudin + Lamivudin
Saquinavir Stavudin + Lamivudin
Stavudin + Didanosin
b. Regimen alternatif: 1 NNRTI + 2 NRTI
Ke-3 obat harus mengandung 1 NNRTI & 2 NRTI dapat menurunkan plasma HIV RNA pada batas tidak aman diberbagai pasien, tapi efek antiviral mungkin tidak terus menerus seperti pada regimen pilihan.
NNRTI NRTI
Nevirapin idem dengan atas
Delavirdin

SEXUALLY TRANSMITTED DISEASES (STDs)
1. Berikan 3 contoh penyakit yang tergolong STDs disertai obat2 pilihannya.
Jawab:
a. Chlamydia Trachomatis Infections
 Urethris, Cervicitis, Proctitis & Conjunctivitis: Azithromisin (oral) / Doksisilin (oral)
 Kehamilan: Eritromisin (oral)
 Infeksi neonatal (Opthalmia, Pneumonia): Eritromisin (oral / IV)
 Limfomagranuloma: Doksisiklin (oral)
b. Gonococcal Infections
 Uretral, Cervical, Rectal, faringeal & Optalmia: Seftriakson (IM)
 Bacteremia, Artritis, Meningitis: Seftriakson (IV) dengan / tanpa Sefiksim (IV)
 Opthalmia Neonatal: Seftriakson (IM) / Sefotaksim (IM/IV)
c. Syphilis
 Awal: Benzatin penisilin G (IM)
 Neurosifilis: Penisilin G (IV)
 Congenital sifilis: Penisilin G (IM/IV) / Prokain Penisilin G (IM)

2. Berikan gejala klinik untuk salah satu penyakit yang anda pilih.
Jawab:
a. Chlamydia Trachomatis Infections
Disebabkan oleh Chlamydia trachomatis.
Menyebabkan infeksi pada saluran kelamin, proctitis, konjungtivitas, limfomagranuloma, venereum & Opthalmia Neonatal.
b. Gonococcal Infections
Disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae
Gejala pada pria: rasa terbakar pada saat urinasi & gangguan pus-like pada penis. Pada wanita biasanya asimptomatis, namun infeksi serius dari struktur reproduksi wanita (vagina, uretra, servik, ovarium & saluran fallopian) dapat terjadi, sehingga berpengaruh pada sterilitas.
Bacteremia dapat terjadi pada kedua jenis kelamin ini, menyebabkan lesi pada daerah mukosa, artritis & jarang meningitis & endocarditis.
c. Syphilis
Disebabkan oleh Treponema pallidum
Karakteristik: Sifilis terbentuk dalam 3 tahap, primer, sekunder & tersier. T. pallidum masuk kedalam tubuh melalui penetrasi membran mukosa dari mulut, vagina / uretra dari penis. Setelah masa inkubasi 1-4 minggu, luka primer, yang disebut chancre, terbentuk ditempat masuknya. Chancre ini keras, merah, protruding & sangat nyeri. Kerusakan saluran limfa mungkin terjadi. Setelah beberapa minggu chancre sembuh secara spontan, meskipun T. pallidum masih ada.
2-6 minggu setelah chancre sembuh, sifilis sekunder terbentuk. Gejalanya sebagai hasil dari penyebaran T. pallidum melalui aliran darah. Luka kulit & gejala seperti flu (demam, sakit kepala, nafsu makan berkurang & malaise) adalah khas. Pembesaran kelenjar limfa & nyeri mungkin terjadi. Gejala sifilis sekunder ini dapat hilang selama 4-8 minggu-tapi dapat muncul kembali dalam waktu lebih dari 3-4 tahun kedepan.
Sifilis tersier terbentuk 5-40 tahun setelah infeksi dini. Menyerang sebagian besar organ. Infeksi otak-Neurosifilis-adalah umum & menyebabkan kehilangan intelegensia, paralisis & gejala psikiatrik lainnya. Katup jantung & aorta mungkin rusak. Luka mungkin terjadi pada kulit, tulang & mata.












ADRENOCORTICAL AND OTHER HORMONAL DYSFUNCTION
1. Bedakan terminologi medik antara Sindrom Cushing dengan Penyakit Addison. Dan jelaskan tindakan terapi untuk masing2 kasus tsb.
Jawab:
a. Sindroma Cushing
Adalah manifestasi klinik dari peningkatan yang tidak tepat dan kronis dari level serum kortisol. Gejalanya meliputi obesitas, moonface, ketidakteraturan menstruasi, lemah otot, bersisik, perubahan psikologis, jerawat, kumis pada wanita, nyeri bagian belakang, garis2 pada kulit, osteoporosis, hipertensi, renal calculi, batu empedu.
Diagnosis: Screening test: ditemukannya ikatan tinggi kortisol dengan corticosteroid-binding globulin (CBG). Dexamethasone Suppression Tests
Pengobatan: ada dua tipe pengobatan, yaitu:
1. Pengobatan dengan menghambat sekresi pituitari dari ACTH
2. Pengobatan dengan menghambat sekresi adrenokortikal dari kortisol

Obat Mekanisme kerja ES
Siproheptadin Menghambat sekresi ACTH Merangsang nafsu makan, berat badan bertambah, sedasi
Bromokriptin Menghambat sekresi ACTH Mual, hipotensi, sakit kepala
Aminoglutetimid Menghambat pembentukan kortisol dengan memblok konversi kolesterol menjadi pregnenolon Letargi, mual, anoreksia, sakit kepala, ruam kulit, hipotensi, takikardia
Metirapon Menghambat kortisol dengan memblok tahap akhir dari pembentukan kortisol Sedasi, ruam kulit, hipertensi
Mitotan Destruksi sel adrenokortikol pada sintesis kortisol Anoreksia, mual, muntah, diare, letargi, penurunan daya ingat, hepatoksisitas
Ketokenazol Menghambat pembentukan kortisol dengan memblok konversi kolesterol menjadi pregnenolon Mual, muntah, lemah, ginekomasti, hepatoksisitas







b. Penyakit Addison
Adalah ketidakcukupan/kekurangan adrenokortikal, merupaka penyakit yang berbahaya dan dapat menyebabkan kematian dengan cepat apabila tidak diobati.
Manifestasi klinik: non spesisik: anoreksia, lemah, lemah & berat badan menurun. Hiperfragmentasi pada kulit & membran mukosa. GI: mual, nyeri abdominal, diare & muntah.
Diagnosis: Screening test: kadar ACTH tinggi dalam plasma. ACTH Stimulation Test
Kadar plasma ACTH: level ACTH biasanya meningkat sampai ≤55 pmol/liter (250pg/ml) pada pasien dengan kekurangan adrenokortikol.
Pengobatan:
a. Addisonian Crisis
Berdasarkan penggantian glukokortikoid, dengan /tanpa penambahan penggantian mineralkortikoid. Hidrokortison 100 mg IV setiap 6 jam, biasanya pasien akan stabil setelah 24jam & pada saat itu dosis dapat diturunkan menjadi 50 mg IV setiap 6 jam. Dosis perawatan Hidrokortison adalah 20-30 mg/hari paling lama 4 / 5 hari.
Pemberian IV & glukosa direkomendasikan untuk merawat dehidrasi, shock & hipoglikemi.
Nama t ½ biologi Dosis ekivalen (mg)
Kerja singkat
Hidrokortison
Kortison asetat
8-12
8-12
20
25
Kerja sedang
Prednison
Prednisolon
Metilprednisolon
Triamsinolon
18-36
18-36
18-36
18-36
5
5
4
4
Kerja lama
Deksametason
Betametason
36-54
36-54
0,75
0,60

b. Terapi perawatan
Hidrokortison 15-30 mg/hari dibagi dalam 2 / 3x/hari dengan dosis yang lebih besar pada pagi hari. Prednison dapat dijadikan sebagai alternatif dengan dosis 5-7,5 mg/hari.










2. Bedakan pula terminologi medik dan prinsip terapi yang dipilih antara:
a. Hipertiroidisme dengan Hipotiroidisme
Jawab:
Sistem tubuh Hipertiroidisme Hipotiroidisme
Umum Intoleransi pada panas, penurunan BB walau nafsu makan meningkat, berkeringat. Intoleransi pada dingin, BB bertambah walau nafsu makan berkurang; rambut rontok serta suara lemah; menurunkan keringat; mudah capek
Kepala Rambut tipis; tekstur halus Rambut kering, rapuh & jarang; penipisan dari aspek lateral pada mata
Mata Pandangan kabur, lid lag, lid retraction. Kelopak mata membengkak
Leher Pembesaran daerah goiter dengan /tanpa getaran Goiter pada hipotirodisme primer tidak ditemukan pada gangguan pituitari
Kardiak Palpitasi, edema, meningkatkan detak & tekanan sistolik Detak jantung lemah, dispnea, pembesaran kardiak, nyeri prekordial
GI Diare, hiperdefekasi Konstipasi
Genitourinary Amenorhea / penurunan siklus haid Menorhagia, dismenorhea
Extremitis Pretibial myxedema, panas, kelembaban kulit Pelebaran kaki&tangan, pretibial myxedema, kulit terasa dingin & kering, kuku rapuh & berwarna kuning
Neuromuskular Lelah, lemah, tremor Lemah, & lemah, paresthesias, keterlambatan reflek tendon dalam
Emosi Gugup, iritabilitas, kelabilan emosi, insomnia & pemendekan siklus tidur Ketidakstabilan emosi, depresi, letargi, menurunkan energi & meningkatkan kebutuhan tidur

Prinsip terapi:
Penyakit Pengobatan
Hipertiroidisme Thioamid, Iodida, Antagonis Adrenergik, Radioaktif Iodin, Pembedahan (Iodida, Thioamid / propanolol preoperasi sama penurunan gejala), Kontras media Iodin
Hipotiroidisme Kolesteramin, Kolestipol, Nitroprusid, Litium, Iodida, Amiodaron, Ipodat, Sulfonilurea, Sulfonamid, PAS, Resorsinol, Fenilbutazon, cabai alami (mengandung Tiosianat & Goitrogen lainnya)










b. Hiperparatiroidisme dengan Hipoparatiroidisme
a. Hiperparatiroidisme
Hiperparatiroidisme primer adalah sebuah karakteristik gangguan endokrin dengan kelebihan ketidakkontrolan pembentukan hormon paratiroid (PTH) dari adenomatous (keterlibatan kelenjar tunggal, 80%), hiperplastik (keterlibatan kelenjar ganda, 20%) / malignan (<2%) kelenjar paratiroid.
Patogenesis: kelebihan pembentukan PTH disebabkan oleh hiperkalsemia & hipopospatemia melalui mekanisme yang tergambar. Hiperkalsiuria terjadi ketikaawal ginjal untuk reabsorpsi Ca adalah berlebih; Serum Ca ≥ 2,99 mmol/liter (29 mg/dl)
Tanda & gejala: GI (anoreksia, mual & muntah) & manifestasi neurologik dari lemah, keterlambatan reflek tendon dalam, cacat mental.
Pengobatan: Hidrasi, penggantian kekurangan elektrolit; Diuretik (Furosemid); Na-pospat; Mitramisin; Kalsitonin; Estrogen, Progestin; Glukokortikoid; Indometasin; Dialisis; Banyak gerak; β-bloker; simetidin; Bisphospatase; Etidronat di-Na.
b. Hipoparatiroidisme
Penyebab utama dari Hipoparatiroidisme adalah pasca operasi / pembesaran anterior leher.
Patogenesis: kekurangan produksi hormon PTH menyebabkan:
 Penurunan reasorpsi tulang
 Hiperpospatemia & hipopospaturia
 Penurunan absorpsi intestinal dari Ca
 Penurunan level dari aktif 1-25-OH-D3
 Hipokalsemia & hiperkalsiuria
 Alkalosis metabolik dari penurunan eksresi bikarbonat
Diagnosis: Hipoparatiroidisme pasti terinfeksi dengan hipokalsemia, hiperpospatemia, ketidakterdeteksinya level dari PTH & sejarah operasi leher sebelumnya.
Pengobatan: pemberian PTH secara oral disertai suplemen Ca & Vit. D untuk meningkatkan absorpsi Ca. CaCO3 & Vit. D (Ergokalsiferol & Kolekalsiferol)










3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Mekanisme Umpan Balik Negatif dalam sistem hormonal. Berikan salah satu contoh hormon2 apa yang saling berkaitan.
Jawab:
Mekanisme umpan balik negatif

Faktor X merangsang pembentukan hormon A, dimana rangsangan dilakukan oleh organ target, sehingga menyebabkan pembentukan Hormon B. Hormon B kemudian bekerja pada hipotalamus & pituitari untuk menekan pembentukan faktor X dan hormon A, oleh sebab itu penekanan pembentukan hormon B itu sendiri.
































Contoh mekanisme umpan balik negatif












































PEMILIHAN TERAPI

1. Perbedaan karakter fisiologis yang berpengaruh kepada respon obat bagi pasien bayi, lansia, wanita hamil & menyusui
a. Bayi
Pada usia ini perbedaan respon yg utama disebabkan belum sempurnanya berbagai fungsi farmakokinetik tubuh. Contoh:
• Fase biotransformasi hati (terutama glukuronidasi dan jg hidroksilasi) yg kurang
• Fase ekskresi ginjal (filtrasi glomerulus & sekresi tubuli) yg hanya 60-70% dari fase ginjal dewasa
• Kapasitas ikatan protein plasma (terutama albumin) yg rendah
• Sawar darah otak dan sawar kulit yg belum sempurna
Dg demikian diperoleh kadar obat yg tinggi dlm darah & jaringan. Disamping itu, terdapat peningkatan sensitivitas eseptor terhadap obat. Akbatnya terjadi respon yg berlebihan atau efek toksik pd dosis yg biasa diberikan berdasarkan perhitungan luas permukaan tubuh
b. Lansia
• Absorpsi obat:
- Meningkatkan pH lambung
- Menurunkan permukaan absorpsi
- Menurunkan kecepatan aliran darah
- Menurunkan motilitas GI
- Menghambat waktu pengosongan lambung
• Distribusi obat
- Meningkatkan lemak tubuh
- Menurunkan massa tubuh
- Menurunkan total air tubuh
- Menurunkan albumin serum
- Menurunkan output kardiak
• Metabolisme obat
- Menurunkan aliran darah hati
- Menurunkan massa hati
- Menurunkan aktivitas enzim hati
• Ekskresi obat
- Menurunkan aliran darah ginjal
- Menurunkan LFG
- Menurunkan sekresi tubular
- Menurunkan jumlah nefron




c. Wanita hamil
Perubahan pada ginjal, liver & saluran GI. Pada trimester, aliran darah ginjal menjadi ganda, sehingga LFG menurun, akibatnya clearance obat dipecepat. Ada beberapa obat dapat menurunkan metabolisme hati selama kehamilan. Motilitas usus juga menurun, karena waktu transit intestinal untuk meningkatkan. Karena transit lebih lama, maka dibutuhkan waktu tambahan bagi obat untuk di absorpsi.
d. Wanita menyusui
1) Sekresi obat ke ASI
 Pd umumnya banyak obat yg disekresikan kedalam ASI dg kadar : pd ASI < plasma
 Keberadaan dalam ASI sukar dideteksi karena kadarnya rendah
 Pasien dg gagal ginjal : konsentrasi dlm ASI >>
 Beberapa obat disekresi dalam bentuk tidak aktif
2) Konsentrasi obat mencapai ASI tergantung pada
 Dosis obat
 Half life obat
 Ikatan dg protein plasma
 Berat molekul
 Kelarutan didalam lemak
 Perbedaan pH antara plasma dan ASI
3) Pengaruh obat pada proses laktasi (pembuatan ASI)
Dapat meningkatkan atau menurunkan produksi ASI
 Meningkatkan ASI
 Metoklopramid
 Oxytocin
 Menurunkan ASI
 Bromocriptin
 Levodopa
 Diuretik
 Alkohol











2. Obat2 yang perlu perhatian / tidak harus diberikan bagi pasien bayi, lansia, wanita hamil & menyusui
a. Bayi
Obat ES
Androgen Pubertas prematur pada pria, menurunkan tinggi pada remaja dari premature epiphyseal closure
Aspirin & salisilat lain Intoksitas dari overdosis akut (asidosis, depresi nafas hipertermia), Reye’s sindrom pada anak dengan chickenpox / influenza
Kloramfenikol Gray sindrom (neonates & infant)
Glukokortikoid Menghambat pertumbuhan dengan penggunaan jangka lama
Fluorokuinolon Tendon rupture
Heksaklorofen Toksisitas CNS (infant)
Asam nalidiksat Erosi cartilage
Fenotiazid Kematian mendadak pada infant
Sulfonamide Kernikterus (neonatus)
Tetrasiklin Kuning pada gigi

b. Lansia




















c. Wanita hamil
- Penghambat ACE
- Antikanker / Immunosupresan: Aminopterin, Busulfan, Sikloposfamid, Metrotrexat
- Antiseizure: Karbamazepin, Fenitoin, Trimethadion, Asam valproat
- Derivate Vit. A: Etretinat, Isotretinoin, Vit. A
- Obat lain: Alkohol (dosis tinggi), Kokain (dosis tinggi), Litium, Tetrasiklin, Talidomid, Warfarin
- Hormon seks: Estrogen, Progestin, Androgen

d. Wanita menyusui: Obat yg biasa digunakan dan hendaknya dihindari oleh wanita yg sedang menyusui
Amiodaron Kandungan iodine dapat menyebabkan hipotirodisme neonatus
Aspirin Resiko teoritis sindrom Reye
Barbiturat Mengantuk
Benzodiazepin Latargi
Karbimazol Gunakan dosis efektif terendah untuk menghindari hipotiroidisme
Kontraseptif (kombinasi oral) Dapat mengurangi produksi air susu dan menurunkan kandungan nitrogen dan protein
Obat sitotoksik Masalah yg mungkin timbul adalah penekanan imun dan neutropenia
Efedrin Iritabilitas
Tetrasiklin Risiko teoritis perubahan warna gigi

Tidak ada komentar: